Rabu, 01 Februari 2017

laporan analisis fisikokimia


PERCOBAAN I
ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF BAHAN BAKU PARASETAMOL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-SINAR TAMPAK

TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat memahami dan melakukan analisis kualitatif dan kuantitatif bahan baku dengan metode Spektrofotometri UV-sinar tampak.
TUJUAN PERCOBAAN
1.      Melakukan analisis kualitatif bahan baku dengan metode spektrofotometri UV-sinar tampak
2.      Melakukan analisis kuantitatif bahan baku dengan metode spektrofotometri UV-sinar tampak
3.      Menyimpulkan mutu bahan baku dengan data spektrum UV-sinar tampak dan hasil penetapan kadar
DASAR TEORI
a. Spektrofotometer 

Dalam analisis spektrofotometri digunakan sumber radiasi yang menjorok kedalam daerah ulatraviolet spectrum itu. Dari spectrum itu, dipilih panjang-panjang gelombang tertentu dengan lebar pita kurang dari 1 nm. Instrument ini sebenarnya terdiri dari dua instrument dalam satu kotak yaitu sebah spectrometer dan sebuah fotometer. 
spektrofotometer optis adalah sebuah instrument yang mempunyai system optis yang dapat menghasilkan sebaran (dispersi) radiasi elektromagnetik yang masuk, dan dengan mana dapat dilakukan pengukuran kuantitas radiasi yang diteruskan pada panjang gelombang terpilih dari jangka spectral itu. Sebuah fotometer adalah peranti untuk mengukur intensitas radiasi yang diteruskan atau suatu fungsi intensitas ini, bila digabungkan dalam spektrofotometer, spectrometer dan fotometer itu digunakan secara gabungan untuk menghasilkan suatu isyarat yang berpadanan dengan selisih antar radiasi yang diteruskan oleh bahan pembanding dan radiasi yang diteruskan oleh contoh pada panjang-panjang gelombang yang terpilih. 
b. Parasetamol
Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik dan antipiretik yang populer dan digunakan untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit ringan, sertademam. Digunakan dalam sebagian besar resep obat analgesik selesma dan flu. Ia aman dalam dosis standar, tetapi karena mudah didapat, overdosis obat baik sengaja ataupun tidak sering terjadi.
Berbeda dengan obat analgesik yang lain seperti aspirin dan ibuprofen, parasetamol tak memiliki sifat antiradang. Jadi parasetamol tidak tergolong dalam obat jenis obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS). Dalam dosis normal, parasetamol tidak menyakiti permukaan dalam perut atau mengganggu gumpalan darah, ginjal, atau duktus arteriosus pada janin.
Mekanisme aksi utama dari parasetamol adalah hambatan terhadap enzim siklooksigenase (COX, cyclooxygenase), dan penelitian terbaru menunjukkan bahwa obat ini lebih selektif menghambat COX-2. Meskipun mempunyai aktivitas antipiretik dan analgesik, tetapi aktivitas antiinflamasinya sangat lemah karena dibatasi beberapa faktor, salah satunya adalah tingginya kadar peroksida dapat lokasi inflamasi. Hal lain, karena selektivitas hambatannya pada COX-2, sehingga obat ini tidak menghambat aktivitas tromboksan yang merupakan zat pembekuan darah.

Nama sistemis (IUPAC)         : N-(4-hydroxylphenyl)ethanamide
                                                  N-(4-hydroxyphenyl)acetamide
Data fisik:      
Kepadatan                   :           1.263 g/cm3
Titik lebur                    :           169 0C (336 0F)
Titik didih                   :           420 0C (788 0F)
Kelarutan dalam air     :           7.21 g/kg (0 °C)
8.21 g/kg (5 °C)
9.44 g/kg (10 °C)
10.97 g/kg (15 °C)
12.78 g/kg (20 °C)
~14 mg/mL (20 °C)


BAHAN DAN ALAT
Bahan
Baku pembanding parasetamol yang diperoleh dari industri farmasi, bahan baku parasetamol, metanol, air destilasi, HCl 0.1 N dalam metanol.
Alat
Spetrofotometer Shimadzu UV Mini-1240/ Thermo Genesys 10 UV, alat-alat gelas yang telah lazim digunakan di laboraturium analisis.
PROSEDUR PERCOBAAN
ANALISIS KUALITATIF
Larutan standar
Timbang dengan seksama 50 mg baku pembanding parasetamol ke dalam labu takar 100 ml. Larutkan dalam HCl 0.1 N dalam metanol (1 dalam 100). Kocok larutan hingga homogen. Pipet 1.0 ml larutan tersebut ke dalam labu takar 10 ml. Encerkan dengan HCl 0.1 N dalam metanol (1 dalam 100). Pipet 1.0 ml larutan tersebut kemudian encerkan hingga 10 ml dalam labu takar 10 ml.
Larutan uji
Timbang dengan seksama 50 mg bahan baku parasetamol ke dalam labu takar 100 ml. Larutkan dalam HCl 0.1 N dalam metanol (1 dalam 100). Kocok larutan hingga homogen. Pipet 1.0 ml larutan tersebut ke dalam labu takar 10 ml. Encerkan dengan HCl 0.1 N dalam metanol (1 dalam 100). Pipet 1.0 ml larutan hasil pengenceran kemudian encerkan hingga 10 ml.
Bandingkan spektrum UV larutan standar dan larutan uji. Spektrum UV larutan standar dan larutan uji harus menunjukkan panjang gelombang (λ) yang memberikan absorbansi maksimum dengan nilai yang sama.
ANALISIS KUANTITATIF
Larutan standar
Timbang dengan seksama 30 mg aku pembanding parasetamol ke dalam labu takar 100 ml. Tambahkan 10 ml metanol ke dalam labu takar. Encerkan dengan air destilasi hingga tanda batas. Kocok larutan hingga homogen (larutan stok baku pembanding 300 ppm).
Pipet masing-masing larutan 1, 1.5, 2, 2.5, 3, 3.5 dan 4 ml larutan stok baku pembanding ke dalam labu takar 100 ml. Encerkan dengan air destilasi hingga tanda batas. Diperoleh satu seri larutan standar dengan konsentrasi masing-masing 3; 4.5; 6; 7.5; 9; 10.5; 12 ppm.

Larutan uji
Timbang dengan seksama 75 mg bahan baku parasetamol yang akan ditentukan kadarnya. Masukkan ke dalam labu takar 100 ml. Tambahkan 10 ml metanol kemudian encerkan dengan air destilasi hingga tanda batas. Kocok larutan hingga homogen. Pipet 1.0 ml larutan kemudian encerkan hingga 100 ml.
Cara Kurva Kalibrasi
Pada panjang gelombang absorban makmimumnya, ukur absorbansi setiap larutan pembanding dan juga larutan sampel. Dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan garis, hitunglah kadar larutan sampel ( jangan lupa faktor pengencerannya)
Cara One Point
Ambillah absorban salah satu larutan pembanding kemudian gunakan untuk menghitung kadar larutan sampel dengan menggunakan metode “One Point”. (jangan lupa faktor pengencerannya)
Au
Cu       = ------------------ X Cs
As
Cu       = konsentrasi larutan uji
Au       = absorbansi larutan standar
As        = absorbansi larutan uji
Cs        = konsentrasi larutan standar










HASIL PERCOBAAN



PEMBAHASAN
Prinsip kerja spektrofotometri UV-sinar tampak adalah interaksi yang terjadi antara energi yang berupa sinar monokromotis dari sumber sinar dengan materi yang berupa molekul. Besar energi yang diserap tertentu dan menyebabkan elektron tereksitasi dari keadaan dasar ke keadaan terkesitasi yang memiliki energi lebih tinggi. Serapan tidak terjadi seketika pada daerah ultraviolet-visible untuk semua struktur elektronik, tetapi hanya pada sistem-sistem terkonjugasi, struktur elektronik dengan adanya ikatan π & non bonding elektron. Prinsip kerja spektrofotometer berdasarkan hukum Lambert Beer, yaitu bila cahaya monokromotik (Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir) dan sebagian lagi dipancarkan (It)

























PERCOBAAN 2
ANALISIS KUANTITATIF SEDIAAN FARMASI ASPIRIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-SINAR TAMPAK

TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat memahami dan melakukan analisis kualitatif dan kuantitatif sediaan farmasi dengan metode Spektrofotometri UV-sinar tampak.
TUJUAN PERCOBAAN
1.      Melakukan analisis kualitatif zat aktif dalam sediaan farmasi dengan metode spektrofotometri UV-sinar tampak
2.      Melakukan analisis kuantitatif zat aktif dalam sediaan farmasi dengan metode spektrofotometri UV- sinar tampak
3.      Menyimpulkan mutu sediaan farmasi dengan data spektrum UV- sinar tampak dan hasil penetapan kadar zat aktif
DASAR TEORI
Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) merupakan senyawa analgesik, yang sering kita gunakan untuk menurunkan rasa nyeri atau obat sakit kepala. dalam penggunaan sebagai obat ini maka kandungan aspirin yang terdapat didalamnya harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan, maka dari itu obat yangada di pasaran harus dianalisis untuk mengetahui dosis yang di dalam nya dapat menyebabkan menurunya kesehatn tubuh atau tidak.

Spektra Serapan UV-Vis

Newton (1672) dapat menunjukkan bahwa pemecahan radiasi terlihat dari sinar matahari menjadi komponen-komponen yang berwarna dapat dilakukan dengan menggunakan prisma gelas disamping atmosfer yang berair. Dengan menggunakan serangkaian lensa dan prisma, maka sinar matahari dapat terpecah menjadi beberapa komponen yang berwarna dan dapat terlihat pada layar. Spektrum warna yang berasal dari matahari mempunyai urutan warna yaitu ultra violet, violet, nila, biru, hijau, kuning, jingga, merah, infra merah. Ternyata spektrum terlihat, dapat juga diperoleh dari lain sumber disamping matahari seperti pada pengaliran arus listrik melalui filamen yang terbuat dari bahan seperti tungsten menghasilkan suatu sumber yang berpijar yang memancarkan radiasi terlihat. Radiasi yang dipancarkan dari suatu sumber dapat dilihat oleh mata manusia bila radiasi terletak dalam daerah terlihat dari spektrum, tetapi sistem deteksi lain harus digunakan jika radiasi terletak diluar daerah ini (Hardjono, 2001).
Dalam nomenklatur spektroskopi, absorpsi merupakan suatu proses penyerapan energi frekuensi radiasi tertentu secara selektif oleh species kimia di dalam medium tranparan. Disini energi radiasi elektromagnetik tersebut dipindahkan ke dalam atom atau molekul materi itu. Akibatnya terjadi suatu peningkatan energi elektronik atom-molekul tersebut (terjadi eksitasi elektron dari tingkat pemukaan energi dasar ke tingkat energi pemukaan energi eksitasi). Menurut teori kuantum, setiap partikel dasar (atom,ion, atau molekul) memiliki satu tingkat permukaan energi yang khas, dengan yang terendah disebut tingkat permukaan energi dasar (ground state) dan yang lebih tinggi disebut tingkat energi eksitasi (Widjaja dkk., 2008).
Molekul-molekul melibatkan tiga tipe transisi terkuantisasi bila berinteraksi dengan radiasi elektromagnetik. Interaksi dengan energi radiasi sinar ultraviolet-sinar tampak (UV-vis), menyebabkan terjadinya promosi elektron orbital dari atom ataupun molekul dari tingkat energi elektronik rendah ke tingkat energi lebih tinggi. Harus diingat kembali bahwa untuk terjadinya absorpsi energi 'hv' foton harus benar-benar sama dengan perbedaan energi dua tingkat permukaan energi orbital. Transisi electron antara dua orbital disebut transisi elektronik sedangkan proses absorpsinya disebut absorpsi elektronik (Widjaja dkk., 2008).
Suatu spektrometer serapan bekerja pada daerah panjang gelombang sekitar 200 nm (pada ultra-violet dekat) sampai sekitar 800 nm (pada infra-merah sangat dekat). Lompatan elektron yang mungkin menyerap sinar pada daerah itu jumlahnya terbatas. Lompatan yang mungkin terjadi pada specktrum UV-vis ditunjukan dengan panah hitam, dan yang tidak mungkin dengan warna abu-abu. Panah dengan titik-titik abu-abu menunjukan lompatan yang menyerap sinar di luar daerah spektrum yang diamati (Clarck, 2007).
Lompatan yang lebih besar membutuhkan enrgi yang lebih besar dan menyerap sinar dengan panjang gelombang yang lebih pendek. Lompatan yang ditunjukan dengan tanda panah abu-abu menyerap sinar UV dengan panjang gelombang yang lebih rendah dari 200 nm. Artinya untuk menyerap sinar pada daerah antara 200 – 800 nm (pada daerah dimana spektra diukur), molekul harus mengandung ikatan pi atau terdapat atom dengan orbital non-ikatan. Ingat bahwa orbital non-ikatan adalah pasangan elektron bebas, misalnya pada oksigen, nitrogen, atau halogen. Bagian molekul yang dapat menyerap sinar disebut kromofor (Clarck, 2007).

BAHAN DAN ALAT
Bahan
Baku pembanding asam salisilat dan aspirin yang diperoleh dari industri farmasi, sediaan farmasi yang mengandung aspirin, NaOH 1 M, FeCl3 0.02 M ( yang telah dibuffer di pH 1.6 dengan HCl 4-5 N/KCl), air destilasi.
Alat
Spektrofotometer Shimadzu UV Mini 1240/ Thermo Genesys 10 UV, alat-alat gelas yang lazim digunakan di laboraturium analisis.
PROSEDUR PERCOBAAN
Pembuatan larutan standar Fe-salisilat dan kurva kalibrasi
Larutan standar
1.      Timbang dengan seksama 160 mg baku pembanding asam salisilat ke dalam labu Erlenmeyer 50 ml. Catat jumlah asam salisilat yang ditimbang.
2.      Tambahkan 5 ml NaOH 1.0 N (gunakan pipet seukuran)
3.      Bila perlu, tempatkan labu Erlenmeyer dia atas hot plate. Panaskan campuran selama 5 menit secara perlahan sambil sesekali diaduk dengan batang pengaduk, hingga padatan larut sempurna. Setelah itu, dinginkan larutan.
4.      Pindahkan larutan yang diperoleh ke dalam labu takar 100 ml. Lalu encerkan dengan air destilasi hingga tanda batas. Larutan yang diperoleh adalah larutan stok baku pembanding. (tandai labu takar dengan kode “SA”)
5.      Pipet masing-masing 0.5; 0.4; 0.3; 0.2 dan 0.1 ml larutan stok baku pembanding ke dalam labu takar 10 ml. Encerkan dengan larutan FeCl3 0.02 M.
6.      Ukur absorbansi masing-masing larutan standar tersebut pada panjang gelombang 530 nm. Mulailah pengukuran dari larutan yang paling encer. Bilas kuvet terlebih dahulu sebelum diisi dengan larutan standar yang selanjutnya. Gunakan larutan FeCl3 0.02 M sebagai larutan blanko.
Larutan uji
1.      Serbukkan lima tablet aspirin yang dijual di pasaran. Timbang serbuk tablet aspirin setara dengan 160 mg aspirin.
2.      Persiapkan larutan stok aspirin “ASA” ( seperti pengerjaan 1 s/d 3 pada larutan standar, dengan mengganti asam salisilat dengan aspirin).
3.      Buat pengenceran larutan stok standar ASA, yaitu dengan mempipet 0.3 ml larutan stok ASA ke dalam labu takar 10 ml, lalu encerkan dengan larutan FeCl3 0.02 M hingga tanda batas. (adanya pengikat dan penghancur pada formula tablet akan membuat larutan awal menjadi keruh. Namun, hal ini akan hilang pada saat pengenceran dengan larutan FeCl3).
4.      Ukur dan catat absorbansi dari larutan tersebut pada panjang gelombang 530 nm.
5.      Tentukan kadar aspirin dalam tablet aspirin dengan menggunakan persamaan regresi linier yang didapat dari kurva kalibrasi (jangan lupa untuk menghitung pengencerannya)












HASIL PERCOBAAN


PEMBAHASAN
Prinsip penetapan kadar aspirin dimana terjadi rekasi pembentukan kompleks aspirin yang diencerkan dengan penambahan basa kemudian terjadi rekasi hidrolisis yang cepat atau lambat menjadi salisilat dengan asetat tanpa terantung pada konsentrasi io OH-.
Fungsi larutan FeCl3 adalah untuk manguji apakah kristal yang kita dapat itu murni kristal aspirin atau tidak.
-          Asam salisilat + FeCl3 : warna ungu pekat
-          Aspirin + FeCl3 : warna ungu tetapi terdapat warna cokelat juga (ungu lebih dominan)
-          Aspirin + FeCl3 : warna cokelat. Sebelum ditambah FeCl3, ditambah dahulu aquadest yang bertujuan untuk melarutkan sampel. Namun sampel tidak larut, karena asam salisilat dan aspirin kurang larut dalam volume air yang kecil. Lalu ditambahkan FeCl3 kedalam campuran untuk diuji. Asam salisilat membentuk kompleks berwarna ungu dengan penambahan FeCl3.


DAFTAR PUSTAKA

Ø  https://id.wikipedia.org/wiki/Parasetamol
Ø  http://btagallery.blogspot.co.id/2010/04/analisa-parasetamol-metode.html
Ø  http://zumkimia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-aspirin.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar